[Ficlet] Hot-Blooded Girlfriend

HBGff

A fiction by gy

Kim Hanbin & Lee Hayi

.

Ficlet

.

Pacarku itu memang galak. Banyak orang takut padanya.

Yah… sebenarnya, kadang aku juga takut, sih.

Tapi… mau bagaimana lagi?

.

Hot-Blooded Girlfriend

 

“Heh,” Hayi memanggillku. Aku tidak betul-betul menggubrisnya, hanya menoleh sekilas dengan muka bosan.

“Serius, Kim Hanbin.” Hayi menghela napas. “Sampai kapan kau akan begini?”

Sampai kapan?

Aku juga tidak tahu.

“Kalau kau diam terus, jalan-jalannya tidak usah jadi saja sekalian!” Hayi berkata galak. Dia menghentikan langkahnya, membuat jaraknya tertinggal dua langkah dibelakangku.

Saat berbalik, mataku menangkap sebuah kafe kecil berdiri tegap di samping kami. Tempat di mana biasanya aku dan Hayi habiskan bersama. Tempat yang biasanya menjadi destinasi terakhir kami setelah berjalan-jalan seharian. Di mana, di tempat itu aku akan memesan Flat White sedangkan Hayi—

“Jangan seperti anak kecil, dong! Jangan membuatku bigung dengan rajukanmu yang tidak jelas itu!”

—oh, iya, Hayi sedang marah.

Eh, sebentar, yang harusnya marah-marah, kan, aku?

“Tidak jelas bagaimana? Kan, aku sudah bilang tadi kalau aku tidak suka kau memakai itu!” Kutunjuk dengan hidung rok merah pendek yang ia kenakan. Sumber kekesalanku hari ini.

“Lalu aku harus bagaimana? Pulang dan ganti baju, huh?”

“Ya… tidak begitu juga, sih.” Suaraku menciut. Aku menggaruk tengkuk, bingung sendiri.

“Terserah, lah!” Hayi mengambil langkah dan berjalan meninggalkanku. Ujung roknya bekibar samar namun membara seperti api.

“Hei!” Ku kejar langkahya. “Perlu kau tahu kalau kebanyakan laki laki, tidak suka kalau melihat pacarnya memakai pakaian minim seperti—”

“—ini tidak minim, Hanbin. Lihat, ujungnya saja persis di atas lutut!” Hayi melirik sebal.

“Ok, ok. Itu tidak pendek. Tapi tetap saja pahamu bisa kelihatan!”

Hayi menyegel rahangnya kuat-kuat. Tatapannya lurus ke depan. Dia berjalan cepat sekali, seperti orang kantoran yang sibuk di pagi hari.

“Kau bisa masuk angin!” Seruku lagi.

Tepat di perempatan jalan besar, Hayi menghentikan langkahnya dan menatapku tajam. “Kau ini cerewet sekali!”

“Menantang seorang Lee Hayi untuk berdebat, sama saja dengan memperpendek umurmu.” Itu yang temanku, Bobby, katakan sekitar satu tahun yang lalu.

“Kau ingin memacarinya? Dude, kau bisa mati kapan saja!” Itu yang Bobby katakan enam bulan yang lalu. Sehari sebelum aku menembak Hayi.

Bahkan bukan hanya Bobby yang takut dengan Hayi. Seantero sekolah pun sepertinya begitu. Kecuali teman-temannya. Dan aku.

Lampu hijau bergambar orang yang sedang berjalan menyala diujung sana. Fokusku kembali ke masa ini. Orang-orang mulai memeriahi jalan besar itu dengan ketukan sepatu dan sandal yang mereka kenakan. Begitu pun aku. Tapi, baru saja aku melangkah sebanyak lima kali, aku berhenti dan menoleh.

Hayi tertinggal di belakang. Dia masih di sana. Bahkan mungkin kakinya akan mengakar kalau aku tidak menghampirinya setelah kami adu tatap selama tiga detik.

Aku yakin, Hayi bukannya tidak ingin mengejarku.

Hayi hanya tidak bisa menyeberang.

Ya. Seorang Lee Hayi yang terkenal galak dan mengerikan itu tidak bisa menyeberang, sekalipun kendaraan-kendaraan di jalan sedang diam. Bagiku, situasi seperti ini malah membuat Hayi terlihat menggemaskan.

Maka, kuulurkan satu tanganku padanya tanpa berkata apapun.

Tangan Hayi merangkul tanganku. Kepalang erat. Ini bukan karena dia sedang kesal. Aku yakin itu. Hayi hanya sedang ketakutan, dan… kalau aku boleh meningkatkan kepercayaan diriku setingkat lagi, kurasa Hayi sedang memintaku untuk melindunginya.

Nah, karena dia sudah berbagi ketakutannya denganku, Hayi pun melanjutkan debat yang tertunda. Dengan tangan yang masih bertaut, bendera perang kami kembali berkibar di atas argumen masing-masing. Bahkan sesekali kami saling melempar tatap sebal. Sampai di ujung jalan sana. Sampai kami berjalan setelahnya juga.

Aku, sering dibuat kesal oleh Hayi. Pacarku itu memang galak. Banyak orang takut padanya.

Yah… sebenarnya, kadang aku juga takut, sih.

Tapi… mau bagaimana lagi?

Aku kepalang menyukainya.[]

 

*

 

Is Hayi a tsundere? Bukan, Hanbin nya aja yang masokis. Huahaha. /apalah ini/

Kalau, ya, kalau fic ini mendapat respon positif, kayanya bakal dilanjut jadi series. Tapi bukan nyeritain tentang Hanbin-Hayi lagi, melainkan member receh-receh iKON lain dengan kisah-kisah absurd mereka dan pasangan masing-masing.

So, mohon komentarnya ya… uwuwuwuuww

 

Salam,

gy.

13 pemikiran pada “[Ficlet] Hot-Blooded Girlfriend

  1. Setelah sekian lama nunggu update-an di ifi akhirnya kau muncul juga menyelamatkanku dari kehausan ff yg tak berujung ini /apaini. Oke disini yg Palin penting adalah CAST NYA HANHI OMGOMGOMG SENENG BGT~
    Dilanjut ya kaa semangat! Aku bakan tungguu~><

    Suka

  2. HEYYA GY.. #SKSD
    DOH KALO BACA FF HANHI BAWAANNYA PASTI GREGETAN, INGIN RASANYA CEPET CEPET MEMPERSUNTING JUNE(?)/ TOLONG INI GADA HUBUNGANNYA DES, PLIS.
    DEMI APA ITU MEREKA MAKIN KESINI MAKIN KERAS KEPALA TAPI UJUNG2NYA MANIS2 GYTU. MUEHEH.

    TOLONG YA GY, INI HARUS ADA LANJUTANNYA KARENA AKU SUDAH TERLANJUR SUKA SAMA TULISANMU. KUTUNGGU DI RAWA2. MANGAT NULISNYA 😘😘😘

    EDES 92L

    Suka

    • KAK EDES TENANG DULU KAK… wkwk
      gak tau lah ini aku seneng aja gambarin mereka kaya gitu… yg keras kepala duaduanya haha.
      tapi ITU SEREM AMAT NUNGGUNYA DI RAWA-RAWA.
      uh makasih ya kak udah baca dan komentar hehe.
      gy/gisel 94L (sekedar meningatkan)

      Suka

Tinggalkan komentar